Rabu, 06 November 2013

ETIKA BISNIS

Pengertian Etika Bisnis
Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis (Velasquez, 2005).
Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain adalah:
1. Pengendalian diri
2. Pengembangan tanggung jawab social (social responsibility)
3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
4. Menciptakan persaingan yang sehat
5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi)
7. Mampu menyatakan yang benar itu benar
8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha ke bawah
9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati
11. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hokum positif yang berupa peraturan perundang-undangan
Ada 3 jenis masalah yang dihadapi dalam Etika yaitu
1. Sistematik
Masalah-masalah sistematik dalam etika bisnis pertanyaan-pertanyaan etis yang muncul mengenai sistem ekonomi, politik, hukum, dan sistem sosial lainnya dimana bisnis beroperasi.
2. Korporasi
Permasalahan korporasi dalam perusahaan bisnis adalah pertanyaan-pertanyaan yang dalam perusahaan-perusahaan tertentu. Permasalahan ini mencakup pertanyaan tentang moralitas aktivitas, kebijakan, praktik dan struktur organisasional perusahaan individual sebagai keseluruhan.
3. Individu
Permasalahan individual dalam etika bisnis adalah pertanyaan yang muncul seputar individu tertentu dalam perusahaan. Masalah ini termasuk pertanyaan tentang moralitas keputusan, tindakan dan karakter individual.
Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan  individu,  perusahaan, industri dan juga masyarakat.
Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat.
Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam kegiatan  bisnis seringkali kita temukan wilayah abu-abu yang tidak diatur oleh ketentuan hukum.
Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen Jouurnal (1988), memberikan tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu :
  • Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
  • Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
  • Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara kelompok.
Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh.
Contoh kasus etika bisnis:
1. Sebuah perusahaan pengembang di Lampung membuat kesepakatan dengan sebuah perusahaan perusahaan kontraktor untuk membangun sebuah pabrik. Sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati pihak pengembang memberikan spesifikasi bangunan kepada pihak perusahaan kontraktor tersebut. Dalam pelaksanaannya, perusahaan kontraktor menyesuaikan spesifikasi bangunan pabrik yang telah dijanjikan. Sehingga bangunan pabrik tersebut tahan lama dan tidak mengalami kerusakan. Dalam kasus ini pihak perusahaan kontraktor telah mematuhi prinsip kejujuran karena telah memenuhi spesifikasi bangunan yang telah mereka musyawarahkan bersama pihak pengembang.
2. Sebuah Yayasan Maju Selalu menyelenggarakan pendidikan setingkat SMA. Pada tahun ajaran baru sekolah mengenakan biaya sebesar Rp.500.000,- kepada setiap siswa baru. Pungutan sekolah ini diinformasikan kepada mereka saat akan mendaftar,sehingga setelah diterima,mereka harus membayarnya. Kemudian pihak sekolah memberikan informasi ini kepada wali murid bahwa pungutan tersebut digunakan untuk biaya pembuatan seragam sekolah yang akan dipakai oleh semua murid pada setiap hari rabu-kamis. Dalam kasus ini Yayasan dan sekolah dapat dikategorikan mengikuti transparasi.
3. Pada tahun 1990 an, kasus yang masih mudah diingat yaitu Enron. Bahwa Enron adalah perusahaan yang sangat bagus dan pada saat itu perusahaan dapat menikmati booming industri energi dan saat itulah Enron sukses memasok enegrgi ke pangsa pasar yang bergitu besar dan memiliki jaringan yang luar biasa luas. Enron bahkan berhasil menyinergikan jalur transmisi energinya untuk jalur teknologi informasi. Dan data yang ada dari skilus bisnisnya, Enron memiliki profitabilitas yang cukup menggiurkan. Seiring dengan booming indutri energi, akhirnya memosisikan dirinya sebagai energy merchants dan bahkan Enron disebut sebagai ”spark spead” Cerita pada awalnya adalah anggota pasar yang baik, mengikuti peraturan yang ada dipasar dengan sebagaimana mestinya. Pada akhirnya Enron meninggalkan prestasi dan reputasinya baik tersebut, karena melakukan penipuan dan penyesatan.. Sebagai perusahaan Amerika terbesar ke delapan, Enron kemudian kolaps pada tahun 2001. 
Berdasarkan referensi-referensi dan contoh diatas. saya sependapat etika bisnis adalah studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah yang harus dipelajari oleh semua perilaku bisnis. karena menurut saya dalam berbisnis sangat penting untuk beretika dan melakukan persaingan yang sehat antar pelaku bisnis. kita dapat melihat di contoh diatas pelaku bisnis yang menggunakan etika dalam berbisnis akan mengikuti transparansi, kejujuran, dan nilai-nilai moral yang baik. sedangkan pada contoh ketiga ialah contoh kasus yang melakukan penipuan dan penyesatan. sangat tidak bagus dan merusak nama dan citra perusahaan.

oleh karena itu, sekali lagi menurut saya Etika Bisnis sangat diperlukan bagi semua pelaku bisnis.
Dan pendapat saya tentan etika adalah : sikap seseorang dan kelompok masyarakat dalam merealisasikan moralitas dalam kehidupan sehari-hari menurut ukuran dan berperilaku yang baik.
referensi:
http://andyhariman.blogspot.c

Selasa, 15 Oktober 2013

tugas softskil

Pengertian Etika
Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata 'etika' yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan.
Arti dari bentuk jamak inilah yang melatar-belakangi terbentuknya istilah Etika yang oleh Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi, secara etimologis (asal usul kata), etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan (K.Bertens, 2000).
Biasanya bila kita  mengalami kesulitan untuk memahami arti sebuah kata maka kita akan mencari arti kata tersebut dalam kamus. Tetapi ternyata tidak semua kamus mencantumkan arti dari sebuah kata secara lengkap. Hal tersebut dapat kita lihat dari perbandingan yang dilakukan oleh K. Bertens terhadap arti kata  'etika'   yang terdapat dalam Kamus Bahasa Indonesia yang lama dengan Kamus Bahasa Indonesia yang baru. Dalam Kamus Bahasa Indonesia yang lama (Poerwadarminta, sejak 1953 - mengutip dari Bertens,2000), etika mempunyai arti sebagai : "ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral)". Sedangkan kata ‘etika’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang baru (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988 - mengutip dari Bertens 2000), mempunyai arti :
     1. ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban            moral (akhlak);
     2. kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak;
     3. nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Dari perbadingan kedua kamus tersebut terlihat bahwa dalam Kamus Bahasa Indonesia yang lama  hanya terdapat satu arti saja yaitu etika sebagai ilmu. Sedangkan Kamus Bahasa Indonesia yang baru memuat beberapa arti. Kalau kita misalnya sedang membaca sebuah kalimat di berita surat kabar "Dalam dunia bisnis etika merosot terus" maka kata ‘etika’ di sini bila dikaitkan dengan arti yang terdapat dalam Kamus Bahasa Indonesia yang lama tersebut tidak cocok karena maksud dari kata ‘etika’ dalam kalimat tersebut bukan etika sebagai ilmu melainkan ‘nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat’. Jadi arti kata ‘etika’ dalam Kamus Bahasa Indonesia yang lama tidak lengkap.
K. Bertens berpendapat bahwa arti kata ‘etika’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tersebut dapat lebih dipertajam dan susunan atau urutannya lebih baik dibalik, karena arti kata ke-3 lebih mendasar daripada arti kata ke-1. Sehingga arti dan susunannya menjadi seperti berikut :
     1. nilai dan norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu            kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
Misalnya, jika orang berbicara tentang etika orang Jawa, etika             agama Budha, etika Protestan dan sebagainya, maka yang dimaksudkan etika di sini bukan etika sebagai ilmu melainkan etika sebagai sistem nilai. Sistem nilai ini bisaberfungsi dalam hidup manusia perorangan maupun pada taraf sosial.
     2. kumpulan asas atau nilai moral.
Yang dimaksud di sini adalah kode etik. Contoh : Kode Etik Jurnalistik
     3. ilmu tentang yang baik atau buruk.     
Etika baru menjadi ilmu bila kemungkinan-kemungkinan etis (asas-asas dan  nilai-nilai tentang yang dianggap baik dan buruk) yang begitu saja diterima dalam suatu masyarakat dan sering kali tanpa disadari menjadi bahan refleksi bagi suatu penelitian sistematis dan metodis. Etika di sini sama artinya dengan filsafat moral.

Profesi
Ngomong-ngomong soal Profesi, Profesi sendiri berasal dari bahasa latin “Proffesio” yang mempunyai dua pengertian yaitu janji/ikrar dan pekerjaan. Bila artinya dibuat dalam pengertian yang lebih luas menjadi kegiatan “apa saja” dan “siapa saja” untuk memperoleh nafkah yang dilakukan dengan suatu keahlian tertentu. Sedangkan dalam arti sempit profesi berarti kegiatan yang dijalankan berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus dituntut daripadanya pelaksanaan norma-norma sosial dengan baik. Profesi merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan kegiatan yang memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan yang rumit dari manusia, di dalamnya pemakaian dengan cara yang benar akan ketrampilan dan keahlian tinggi, hanya dapat dicapai dengan dimilikinya penguasaan pengetahuan dengan ruang lingkup yang luas, mencakup sifat manusia, kecenderungan sejarah dan lingkungan hidupnya serta adanya disiplin etika yang dikembangkan dan diterapkan oleh kelompok anggota yang menyandang profesi tersebut.
Profesi merupakan bagian dari pekerjaan, namun tidak setiap pekerjaan adalah profesi. Seorang petugas staf administrasi bias berasal dari berbagai latar ilmu, namun tidak demikian halnya dengan Akuntan, Pengacara, Dokter yang membutuhkan pendidikan khusus.

Profesi merupakan suatu pekerjaan yang mengandalkan keterampilan dan keahlian khusus yang tidak didapatkan pada pekerjaan-pekerjaan sebelumnya.

Profesi merupakan suatu pekerjaan yang menuntut pengemban profesi tersebut untuk terus memperbaharui keterampilannya sesuai perkembangan teknologi.

Belum ada kata sepakat mengenai pengertian profesi karena tidak ada standar pekerjaan/tugas yang bagaimanakah yang bisa dikatakan sebagai profesi. Ada yang mengatakan bahwa profesi adalah “jabatan seseorang walau profesi tersebut tidak bersifat komersial”. Secara tradisional ada 4 profesi yang sudah dikenal, Salah satunya adalah profesi sebagai Dokter Hewan.









Pengertian Etika Profesi
         Etika profesi menurut keiser dalam ( Suhrawardi Lubis, 1994:6-7 ) adalah sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan pelayanan professional terhadap masyarakat dengan penuh ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban terhadap masyarakat.
Kode etik profesi adalah system norma, nilai dan aturan professional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi professional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Tujuan kode etik yaitu agar professional memberikan  jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Dengan adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak professional.
Tiga Fungsi dari Kode Etik Profesi
  1. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi  tentang prinsip profesionalitas yang digariskan
  2. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat  atas profesi yang bersangkutan
  3. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar organisasi  profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi
Sumber :

Jumat, 14 Juni 2013

tugas softskill 3 bahasa inggris 2


Nama Kelompok : Herman Fuady Siregar 23210266
                             Heru Setiawan 23210288
                             Raden Bambang S 25210513
                             Winda Riansyah 28210531
kelas : 3EB09
MK : Bahasa Inggris 2

Coversation



A: someone who wants to start a business (Firman)
B: consultation (Setiawan)
C: a contractor (Raden)

A: Good morning, how are you?
B: in the morning, all right. how are you?
A: fine as well. I'm want to ask your advice. Do you have time?
B: wow, suggestions? what is it? Hmm, this time? I do not have time, how about the day after tomorrow we meet?
A: ok. I'll see you the day after tomorrow. Bye
B: bye


The next day.
 driiiiiiiiiiiinggggggggggggggg (sound of phone setiawan)
A: halo wan
B: halo, hey firman, how about we make promises you tomorrow ?
A: hey wan, okay. I have Preparing a question for tomorrow.
B: wow, meeting tomorrow seems very interesting, I had not long to meet you.
Where we could meet and at what time? Are you already preparing its place?
A: ya seems so., I welcome any suggestions from you.
We meet in the grand kemang tomorrow at 17:00 at the café sarion.
I've been booking the venue for us to meet.
B: well then, I'll see you tomorrow. Bye
A: bye


Day three
A: wan good afternoon. How are you today?
B: I;m very well, and you?
A: I’mvery well thank you
B: How our conversation yesterday, no matter what you want to convey?
A: I want to open a business, what do you think?
B: wah, good idea that wan. But before you no matter what you work at now? instead of your current position in the company has been pretty good, why the sudden there thinking for opening a business?
A: the income to meet the needs of the home has actually been fulfilled on my income from the position I now occupy. But I have thought a few days ago, that I can not thrive if only as an employee. So I want to ask for advice from your man.
B: wow, I salute to you, in your business as a manager of a big company is still time to think about things like this.
A: ahh wan ...... you can get away, that's normal. Still more powerful now than I you. Who does not know a Setiawan in Jakarta? hehehehe
B: ah,you can be man. Hehehe
If you think, you want to open a business idea is a very good idea in the era of globalization. I agree your idea is the same man, in today's business opportunities are very easy to do and very open, but you have to remember the business man in an era now it also has a very big risk. So you have to think carefully to get started.
A: wan that's what I'm thinking these few days, everything will be like what I'm dealing with and what kind of business do I deserve. Until now I have not found what I want to venture started.
B: If you ask me, make sure first you in choosing what business do you want to live and there are important things you need to know man, in the business that we should be serious and focus to get through it. Similarly, the work is now being you live, you have to focus and animates his work so that you can enjoy her work. I think, what if you start business in accordance with their own hobbies?
A: I have no intention want to resign from my company now wan, so that I could focus on to start his own efforts. hobbies???
B: yeah man your hobby, your hobby changed property right home, if that's how you start your field? anyway you can now see that the business is a promising business. Many apartments in the wake, the housing complex is also more and more in the wake like in Bandung, Depok, Bogor etc.. More and more places in residential property up more and more need homes. What do you think?

A: do you suggest the same with my wife's suggestion wan, my wife also gives advice like that, but I'm confused as to where I coud get its capital? what about production? I have not got experience in making it? employees?
Suddenly came raden (they both friend who now works as a residential contractor)

C: heeeiiiiiii word and faithful, waaahhh long we did not meet, how are you? No matter what you two here,? I think a serious conversation Waahhhhhh

B: hey den, good Alhamdulillah yoke, waaahhhh ni coincidence you're here. Here we join together, we need your help ni.
A: yes den here to join us all at the reunion, right we have not met. Hehehe
C: Ko ni waaahhh so, I should join? does not interfere?
A: Oh no, we're old friends while in college.
B: into this den, the word being want to start a business in the open property, but he had a problem for funds etc.. What do you think? you're a contractor at a large company. Perhaps you can help him
C: coincidence then man, I'm looking to open a business property like kichen set, wardrobe, dining table, study table. Our production of goods to order. And its been running 6 months and we are already producing 2 sets and 1 kichen wardrobe.

A: You supply the goods where den? capital have you invested, how many?
C: I supply goods to a newly completed apartment dweller I wake up. Wow if you are already Nanya capital I invested what, I do not remember how many in total, but clearly I open a business start-up capital of Rp 100,000,000,00. I get that capital from a private bank loans and Alhamdulillah I could get a net gain of about 15% of the sale price.
B: wahhhh you great den, you have the ability to regulate the management at the time you are busy with your job.
C: Actually I was having problems in that part wan, I do not have much time to set it all up, I've been entrusted to one of the employees that I have to set it up. Therefore, if indeed you are interested, you can join me in this effort. You are continuing to manage the business I was, because I could not quit my job now, because there are many construction contracts have I agreed with investors. That too, if you agree man.

A: waaahhhhhhh, den gladly I would definitely accept the offer of cooperation that you gave it. But cooperation as we do man? but I do not have a large capital den, I just had savings of Rp 35,000,000,00.
B: I give advice if I may, you two have to make an agreement in black and white. So that cooperation is official and can avoid unwanted incidents.
C: I offer you to invest as much as you, and you hold the position of manager and you are set as to what marketing. Regarding profits later we discussed after the letter had I made it work. Man how you agree?
A: ok heemmmmm offer that you gave me thank den, den thank you so much for offering this cooperation. When we can begin to work together and when we can make this deal?
C: same - the same man, I need somebody right who I believe to be able to continue this effort. It's a new business that I wake up, so I need people like you man. So we complement each other.
A: This is my business card den, you can contact me if the letter agreement uda so and when I can transfer the money. You wan to be a witness we yaaaa
B: I would gladly be a witness saw my two friends formed a partnership to be successful. Amiiinn
C: amiiiinnnn
A: amiiiinnnnnn

Kamis, 02 Mei 2013

Review Jurnal

Nama Kelompok : Herman Fuady Siregar 23210266 Heru Setiawan 23210288 Raden Bambang S 25210513 Winda Riansyah 28210531 kelas : 3EB09 MK : Bahasa Inggris 2




REVIEW JURNAL
Investasi : Komparasi Strategi Buy and Hold dengan Pendekatan Teknikal
Natica Ardani, Werner R.Murhadi dan Deddi Marciano
ABSTRAK
Penelitian ini bertuuan untuk menganalisa efektifitas analisa teknikal moving average dibandingkan dengan buy and hold strategy pada indeks saham LQ-45 (sebagai pasar berkembang) dan S&P500 (sebagai pasar maju). Penelitian ini merupakan studi deskriptif menggunakan metode moving exponential crossovers yang kemudian dibandingkan dengan return dari buy and hold strategy. Penelitian menggunakan sampel LQ45 yang mewakili pasar berkembang dan S&P500 yang mewakili pasar maju selama periode 2001-2011.
Kata kunci : Technical analysis, moving average, efficient market hypothesis, buy and hold
strategy, LQ-45, S&P500.
PENDAHULUAN
Investasi merupakan hal yang umum dilakukan masyarakat untuk mengembangkan dana yang dimilikinya. Investasi adalah suatu kegiatan penempatan dana pada sebuah atau sekumpulan aset selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan dan/atau peningkatan nilai investasi (Jones 2004). Salah satu investasi yang populer dan umum dilakukan adalah investasi saham. Sesuai yang tercantum dalam Bapepam (2003), saham merupakan sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan.
Dalam berinvestasi investor berkeinginan untuk memperoleh keuntungan semaksimal
mungkin. Para investor harus jeli dalam memilih saham yang layak dan melihat momen di mana harus posisi sell, buy, atau hold. Walaupun pertumbuhan dari perolehan saham diinginkan,tetapi fluktuasi tajam yang memunculkan resiko tinggi selalu diupayakan ditekan. Dengan keuntungan maksimal berarti resiko yang harus diambil lebih tinggi. Situasi dan kondisi pasar yang kurang menentu menyebabkan resiko yang lebih tinggi. Pembuatan kerangka keputusan investasi sangat menentukan keberhasilan seorang investor dalam mengoptimalkan tingkat imbal hasil (return) investasi dan mengurangi sekecil mungkin resiko yang dihadapi (Eko 2008).
Analisa saham dibutuhkan untuk menentukan kelas resiko dan perolehan saham sebagai dasar keputusan investasi. Analisa tersebut dilakukan dengan dasar sejumlah informasi yang diterima investor atas suatu jenis saham tertentu.
Analisa yang pada umumnya digunakan oleh investor adalah analisa fundamental dan analisa teknikal.
Analisa fundamental merupakan teknik analisa saham dengan melakukan penilaian saham perusahaan untuk mengetahui nilai sebenarnya dari suatu aset finansial (Heijden 2003). Analisa teknikal merupakan studi terhadap pergerakan harga lampau dengan tujuan untuk memprediksi pergerakan saham ke depannya dari masa lalu. Analisa teknikal adalah suatu metode pengevaluasian saham, komoditas ataupun sekuritas lainnya dengan cara menganalisa statistik yang dihasilkan oleh aktivitas pasar di masa lampau guna memprediksikan pergerakan harga di masa mendatang (Ong 2008).
Analisa teknikal secara umum dapat digolongkan menjadi 2 kelas utama, yaitu analisa teknikal klasik dan analisa teknikal modern.
Pengguna analisa teknikal klasik, atau yang biasa disebut sebagai chartist percaya bahwa tren dan sinyal aksi pasar suatu saham dapat diperoleh berdasarkan bentuk dan pola tertentu dari grafik harga saham. Dasar pengambilan keputusan transaksi dalam analisa ini biasanya ditentukan berdasarkan judgement dan interpretasi penggunanya terhadap suatu grafik sehingga menjadi sangat subjektif. Lain halnya dengan analisa teknikal klasik, analisa teknikal modern melihat tren dan sinyal aksi pasar suatu saham berdasar pola grafik yang diindikasikan dari perhitungan kuantitatif sehingga hasilnya objektif.
Berdasarkan pertimbangan yang telah disebutkan di atas, pada penelitian ini peneliti fokus pada analisa teknikal karena dengan asumsi bahwa pada saat kita telah memilih untuk membeli suatu saham, kita harus dapat memahami kapan waktu yang tepat untuk membeli, bertahan, atau menjual saham yang kita miliki supaya bisa memperoleh keuntungan maksimum. Pemilihan analisa teknikal modern dengan pertimbangan bahwa mengingat analisa tersebut bersifat kuantitatif maka metode ini secara ilmiah dapat diuji kemampuan dan kinerjanya dalam menghasilkan keuntungan bagi investor.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan descriptive research karena peneliti ingin mendeskripsikan kondisi dan keefektifan dari teknik MA dalam memprediksi trend suatu saham dibandingkan dengan strategi buy and hold. Hal ini untuk membuktikan apakah analisa teknikal terutama dengan menggunakan MA benar dapat digunakan untuk memprediksi trend suatu saham dan untuk membuktikan antara analisa teknikal dengan random walk hypothesis.
Data yang diperoleh menggunakan data sekunder, yang diperoleh dari data historis pergerakan harga saham. Data terdiri dari nilai penutupan harian dari dua pasar indeks, yaitu LQ45 dan S&P500. Nantinya data akan dibagi dalam rentang waktu 3 tahun dan dibagi dalam 2 periode untuk pengujian periode portfolio formation
dan periode portfolio evaluation.
1. Periode portfolio formation
Tujuannya untuk menguji kombinasi periode MA panjang dan pendek yang menghasilkan retun paling tinggi. Pada  periode ini akan diuji dua macam moving average. Yang pertama adalah MA periode yang telah ditentukan, yaitu dengan MA pendek 1 (satu) hari dan MApanjang 10, 50, 100, 150 hari. Yang kedua adalah MA optimization, yaitu dengan rentang MA pendek 1-10 dan MA panjang 11-100. Pada MA optimization ini akan dilihat hasil simulasi yang menghasilkan 5 return terbanyak dan diambil rentang periode yang menghasilkan return tertinggi. Tujuan diujinya dua macam MA adalah untuk mengetahui manakah metode yang paling
memberikan profit tertinggi.
2. Periode Portfolio Evaluation
Perolehan periode dengan return tertinggi dari portfolio formation akan diuji pada periode
portfolio evaluation dan hasilnya akan dibandingkan dengan return dari buy and hold
strategy.
Adapun simulasi yang akan dilakukan
sebagai berikut:
1. Simulasi :
a. Portfolio Formation: tahun 2001 – 2003
b. Portfolio Evaluation: tahun 2004 – 2006
2. Simulasi :
a. Portfolio Formation: tahun 2002 – 2004
b. Portfolio Evaluation: tahun 2005 – 2007
3. Simulasi :
a. Portfolio Formation: tahun 2003 – 2005
b. Portfolio Evaluation: tahun 2006 – 2008
4. Simulasi :
a. Portfolio Formation: tahun 2004 – 2006
b. Portfolio Evaluation: tahun 2007 – 2009
5. Simulasi :
a. Portfolio Formation: tahun 2005 – 2007
b. Portfolio Evaluation: tahun 2008 – 2010
6. Simulasi :
a. Portfolio Formation: tahun 2006 – 2008
b. Portfolio Evaluation: tahun 2009 – 2011
Metode yang digunakan untuk analisis data pada penelitian ini adalah moving average, yang
merupakan salah satu alat paling populer dan mudah digunakan untuk para analis teknikal. Jenis MA yang akan digunakan adalah eksponensial, dengan pertimbangan bahwa eksponensial merupakan pengembangan lebih lanjut pada varian MA sebelumnya yaitu SMA dan WMA.
Ada 2 tipe moving average yang akan
digunakan:
1. MA dengan periode yang telah ditentukan, di mana MA pendek adalah 1 dan panjang 10, 50, 100, 150.
2. MA optimization dengan MA pendek terdiri dari 1-10 hari sedangkan MA yang lebih panjang bervariasi dalam rentang 11-100 hari. Pengujian dengan menggunakan Metastock versi 11 dengan metode Moving Average Crossovers. Metastock merupakan salah satu program yang menyediakan analisa komponen untuk analisis teknikal dan grafik, ditunjukan untuk investor individu. Selanjutnya, pada pengujian akan dilakukan 6 simulasi, di mana masing-masing simulasi akan dibagi dalam 2 tahap/ eriode. Tahap pertama adalah portfolio formation, dengan mencari simulasi kombinasi dari MA pendek dan MA panjang yang menghasilkan return paling besar. Tahap kedua adalah periode portfolio evaluation, yaitu dengan menggunakan return tertinggi yang diperoleh dari portfolio formation untuk diimplementasikan dalam 3 tahun setelah periode portfolio formation diuji. Setelah memperoleh hasil implementasi tersebut maka akan dibandingkan dengan returnyang diperoleh dari strategi buy and hold. Return dari strategi buy and hold diperoleh dengan melakukan perhitungan return yang dihasilkan pada harga pertama pembelian dengan harga terakhir yang digunakan dalam periode pengujian. Dengan membandingkan return dari strategi MA dan strategi buy and hold maka diharapkan permasalahan penilitian di atas dapat terjawab.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Analisa Kinerja Indeks Saham
Indeks LQ-45
Data indeks LQ-45 diperoleh dari situs finance.yahoo.com, dengan data indeks dari Januari 2001 sampai dengan Desember 2011. Data tersebut kemudian diolah menggunakan Metastock dengan metode Exponential Moving Average (EMA). Hasil diperoleh dengan menggunakan 2 MA, yaitu pendek dan panjang. Pergerakan harga indeks dari LQ-45 dapat terlihat sesuai dengan gambar dan tabel di bawah ini. Pada tahun 2001-2002 ekonomi Indonesia masih dalam siklus depresi dikarenakan terjadinya krisis ekonomi tahun 1997. Mulai tahun 2003, siklus ekonomi Indonesia mengalami recovery cycle yang tampak dari pergerakan LQ-45 yang terus meningkat (Sulistyorini 2009).
Kenaikan dari awal tahun 2003 hingga akhir tahun 2007 mengalami pertumbuhan ±45% per tahunnya. Pada tahun 2008 indeks saham LQ-45 menurun drastis hingga 54.7% dikarenakan pada saat tersebut kondisi bursa dan pasar keuangan secara global telah mengalami tekanan yang sangat berat, akibat kerugian yang terjadi di subprime mortgages yang berimbas ke sektor keuangan Amerika Serikat dan berimbas pula ke negara-negara lain di dunia, baik di Eropa, Asia, Australia, maupun Timur Tengah. Indeks harga saham di bursa global juga mengikuti keterpurukan indeks harga saham bursa di AS, bahkan di Asia, termasuk Indonesia, indeks harga saham menukik tajam melebihi penurunan indeks saham di AS sendiri, dapat terlihat dari penurunan indeks LQ-45 tahun 2008 sebesar 54.7% sedangkan S&P500 sebesar 37.6%. Hal ini mengakibatkan kepanikan yang luar biasa bagi para investor, sehingga sentimen negatif terus berkembang.
Pada awal tahun 2009 indeks saham LQ45 masih dalam keadaan bearish tetapi sekitar Maret 2009 indeks saham perlahan mulai naik kembali. Bahkan pada tahun 2009 dari awal tahun hingga akhir tahun mengalami peningkatan sebesar 71%. Pada tahun 2010 dan 2011 indeks saham LQ45 sudah kembali normal.
Portfolio Formation
Pada tahap portfolio formation, indeks saham LQ-45 dan S&P500 diuji berdasarkan 6 simulasi yang telah ditentukan masing-masing rentang periode per simulasi sesuai yang telah dijelaskan pada bagian metode di atas. Berikut adalah hasil keuntungan yang diperoleh dan periode MA yang paling menghasilkan keuntungan optimum.
Moving Average 1-10, 1-50, 1-100, 1-150
Pada pengujian ini, masing-masing simulasi diuji dengan periode MA yang sudah ditentukan, yaitu MA pendek 1 (satu) hari dan MA panjang terdiri dari 10, 50, 100, dan 150. Dari hasil perolehan masing-masing simulasi dilihat periode MA yang memberikan keuntungan paling maksimum. LQ-45 Hasil dari penelitian ini terdiri dari keuntungan yang diperoleh selama 3 (tiga) tahun dan per tahun. Apabila dilihat dari hasil tabel 3, sebagian besar periode yang menghasilkan persentase keuntungan paling tinggi adalah MA dengan periode 1-10, hanya simulasi 4a (tahun 2004-2006) saja yang memperoleh keuntungan paling maksimum pada periode 1-50. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian BenZion, et al. (2003), yang juga menunjukkan bahwa success proportion dan return long plus cash strategy dan long plus short strategy dari penelitian tersebut yang juga menggunakan moving averages yang paling besar adalah untuk periode 1-9 dan 1-49. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam Murphy (1999), bahwa semakin pendek MA maka semakin sensitif terhadap aksi harga sehingga keterlambatan waktu dari MA dapat dikurangi walaupun tidak dapat sepenuhnya dihilangkan. Dengan menggunakan MA yang lebih pendek periodenya maka dapat menjadi lebih sensitive terhadap adanya perubahan harga, sehingga tindakan yang diambil juga dapat lebih cepat dan memungkinkan untuk memperoleh hasil yang lebih maksimal.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Analisa teknikal ini masih menjadi suatu perdebatan terutama dengan adanya efficient market hypothesis (EMH), di mana dikatakan bahwa informasi tidak dapat digunakan untuk memprediksi perubahan harga di masa yang akan datang. Selain itu, pada EMH dikatakan juga bahwa buy and hold strategy merupakan teknik yang paling unggul dan tidak ada metode lain yang dapat mengalahkan metode tersebut.
Dengan adanya hasil yang bertolak belakang tersebut maka penelitian ini berusaha untuk melihat apakah metode analisa teknikal efektif dalam melihat trend pergerakan harga saham dan dapat menghasilkan keuntungan yang maksimum dibandingkan dengan buy and hold strategy. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada LQ-
45, dalam hal ini mewakili pasar berkembang lebih efektif menggunakan moving average dengan rentang periode yang pendek, sedangkan pada S&P500 sebagai pasar maju lebih efektif menggunakan moving average dengan rentang periode
yang panjang.
Penggunaan analisa teknikal dengan moving average terbukti dapat melihat trend dari pergerakan saham sesuai dengan asumsi/prinsip dasar yang dijelaskan dalam Murphy (1999). Namun, keefektifan moving average tersebut dalam melihat pergerakan trend juga dipengaruhi dengan keadaan kondisi ekonomi negara pada periode tersebut. Hal ini terlihat dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa pada saat kondisi ekonomi negara tersebut baik (bullish), penggunaan buy and hold strategy lebih dapat memberikan keuntungan dibandingkan dengan analisa teknikal,
bahkan pada S&P500 analisa teknikal dengan menggunakan MA optimization menghasilkan kerugian. Hasil tersebut menunjukkan pada pada saat kondisi ekonomi sedang baik maka pasar akan bertindak secara acak, sesuai dengan konsep yang dikemukakan oleh Fama (1970) dalam Heijden (2003). Sebaliknya, pada kondisi ekonomi negara tersebut sedang krisis (bearish), penggunaan analisa teknikal lebih dapat memberikan keuntungan dibandingkan dengan buy and hold strategy, bahkan pada S&P500 terlihat bahwa dengan menggunakan buy and hold strategy dapat mengalami kerugian. Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian-penelitian terdahulu yang menunjukkan bahwa pasar modal Indonesia telah efisien dalam tingkat lemah (Indra 2001; Lestari dan Donny 2006) dan S&P500 menunjukkan bahwa pasar modal di Amerika cenderung berbentuk efisien dalam tingkat semikuat (Gumanti dan Utama 2002). Berdasarkan penelitian ini, dapat terlihat bahwa pasar modal Indonesia dan Amerika Serikat belum sepenuhnya efisien karena investor masih dapat mengambil keuntungan dengan menggunakan analisa teknikal.
Dengan hasil tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pasar dari suatu negara akan lebih efisien pada saat kondisi ekonomi baik dan efficient market hypothesis terbukti. Namun, pada saat kondisi ekonomi negara tersebut buruk, maka pasar saham juga menjadi tidak efisien dan pasar cenderung bergerak berdasarkan trend sehingga analisa teknikal menjadi lebih memberikan keuntungan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Brown dan Harlow (1988) dan Brown et al. (1988) yang menyatakan bahwa terdapat bentuk asimetris pada respon pasar terhadap even bagus dan buruk. Reaksi pasar negatif lebih kuat dan lebih dapat diprediksi dibandingkan reaksi positif terhadap stimulus (Pasaribu 2011). Hal tersebut dapat terjadi karena dipengaruhi oleh adanya pengambilan keputusan secara irasional oleh sebagian besar investor dan menyebabkan pasar menjadi tidak efisien. Para investor memiliki kecenderungan yang sama dalam pengambilan keputusan saat kondisi pasar bearish untuk meminimalisasikan kerugian
SARAN
Penelitian ini memiliki keterbatasan dan dapat dijadikan saran untuk penelitian berikutnya, antara lain: (1) Dikarenakan hasil keuntungan yang diperoleh berdasarkan tahunan, maka penelitian ini lebih efektif diterapkan pada investasi jangka panjang. Penelitian ini tidak meneliti apakah analisa teknikal moving average ini efektif pula diterapkan pada investasi jangka pendek. Oleh karena itu, untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan pengujian apakah pada investasi jangka pendek efektivitas analisa teknikal moving average dibandingkan dengan buy and hold strategy juga memperoleh hasil yang sama dengan penelitian ini. (2) Penelitian ini hanya melihat dari satu macam analisa teknikal saja sehingga tidak dapat disimpulkan secara umum bahwa semua analisa teknikal akan menghasilkan kesimpulan yang sama.
Dengan melakukan penelitian menggunakan analisa teknikal yang bervariatif dari metode yang sederhana hingga metode yang kompleks dapat melihat tingkat keefektifannya dalam memprediksi trend suatu pasar, dibandingkan dengan metode buy and hold. (3) Dalam membandingkan efektivitas analisa teknikal moving average ini antara pasar maju dan berkembang, peneliti hanya melihat dari satu negara baik untuk pasar maju dan berkembang. Oleh karena itu, penelitian selanjutnya dapat diteliti pada beberapa negara untuk memperoleh kesimpulan yang lebih menyeluruh. (4) Penelitian ini menggunakan portfolio pasar sebagai data yang digunakan dalam pengolahan analisa teknikal moving average sehingga data pergerakan indeks yang dihasilkkan mengikuti pasar dan bukannya berdasarkan efisiensi pasar.
DAFTAR PUSTAKA
Basu, S., Mahendra, R., Tchalian, H. (2008), A comprehensive study of behavioral finance, Journal of Financial Service Professionals, pp. 51-62. 
BenZion, U.P. Klein, Y. Shachmurove, dan J.Yagil (2003), Efficiency Differences between the S&P500 and the Tel-Aviv 25 Indices: A Moving Average Comparison, International Journal of Business, Vol. 8(3).
Brown, K.C., W.V. Harlow (1988), Market Overreaction: Magnitude and intensity, Journal of Portfolio Management, Vol. 14, 6-13.
Brown, K.C., W.V. Harlow, and S.M. Tinic (1988), Risk Aversion. Uncertain Information, and Market Efficiency, Journal of Financial Economics¸ Vol. 22, 355–385.
Eko, U. (2008), Analisis dan Penilaian Kinerja Portfolio Optimal Saham-Saham LQ-45. Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi. Sept-Des 2008: 178-187.